Thursday, June 7, 2007

foto anggota SSSI KTB




Saat lomba tulis cerpen di sekolah dalam rangka HUT SMKN 1 Kotabaru




Sunday, June 3, 2007

Cerpen

Kerudung dalam Surat Cinta Untuk Nur
Karya :Puput
SMAN 1 Kotabaru

Malam ini udara menyejukkan tidak terlalu dingin dan juga panas. Aku berbaring menatap langit yang demikian indah, bintang-bintang yang bertaburan dengan cahaya putih nan suci. Arlojiku sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari tak juga rasa kantuk datang. Kembali terbayang peristiwa yang terjadi di metro tadi, sebenarnya ini hanyalah kejadian biasa tapi entah mengapa terus saja membanyangi pikiranku.

Mesir hari ini tidak begitu panas maka aku memutuskan untuk berjalan ke perpustakaan untuk mencari bahan skripsiku. Jarak antara perpustakaan dengan rumahku sekitar 20 KM, dalam perjalanan pulang aku melihat seorang wanita, wajahnya bila dipandang sekilas mirip dengan Nur tapi wanita ini mengenakan kerudung sehingga aku segan untuk menyapanya.

“Astagfirullah, aku tidak boleh memikirkan hal ini” gumamku pelan. Tiba-tiba saja aku terlonjak dari tempatku berbaring, seperti mendapat ilham aku langsung menuju ke meja belajarku. Kulihat Rizal, Bimo, Ali dan Khairul sudah terlelap bahkan aku sempat mendengar suara dengkuran Ali yang cukup keras. Begitulah Ali kalau capek pasti mendengkur.

Kuambil pena dan secarik kertas, sudah lama sekali aku tidak menulis surat pada Nur, rasanya aku mulai merindukannya. Maka mulailah aku menulis, akan kuceritakan semua yang terjadi padaku beberapa bulan terakhir ini.

“Kepada Nur gadis kecil yang selalu kucinta”
Nur gadis kecilku, aku berharap ketika kau membaca surat ini kau akan tersenyum seperti ketika aku mengenalmu dulu, aku tak ingin kau bersedih apalagi sampai menitikkan air mata.
Nur gadis kecilku yang lugu….
Taukah kamu malam hari ini begitu indah, bintang berkilauan di langit dan semilirnya angin membawa anganku terbang dan membawaku padamu. Nur…akankah kau merasakan kerinduan yang sama denganku? Kerinduan yang tak terukur seberapa besarnya.

Nur gadis kecilku cahaya dalam hatiku…
Ramadhan kali ini Insya Allah aku akan ke Indonesia, aku rindu sekali pada Bumi Pertiwi kita, pada keluarga, pada desa kita, pada surau, pada udara, pada pepohonan yang rindang pada padi yang menguning dan tentunya kau gadis kecilku.
Nur…beberapa bulan yang lalu ketika libur semester aku ke Palestina seperti kau tau di sana terjadi perang, aku bertindak sebagai sukarelawan, aku sengaja tak memberitahumu. Aku tak ingin kamu khawatir, aku belajar banyak hal di sana. Peristiwa demi peristiwa tragis terus terjadi, di mana nyawa adalah abdi dari kecintaan terhadap Negara, kemiskinan, penderitaan, linangan air mata, itu telah menjadi pemandangan yang biasa, namun yang membuat aku begitu sedih ketika seorang lelaki tua yang berdiri di muka reruntuhan bangunan sambil memegangi beberapa lembar foto istri dan anak-anaknya yang hilang. Sesekali air matanya jatuh namun dia berusaha tegar. Pria itu ak henti-hentinya bertanya pada setiap orang yang lewat dihadapannya. Perang hanya akan menyisakan penderitaan, bukankah begitu Nur? Pria itu hanya satu dari sekian ratus bahkan ribuan orang yang menderita. Tapi sudahlah semua ini akan berakhir, Allah akan selalu memberi jalan kemudahan bagi orang-orang yang beriman dan taqwa padanya.

Nur….cahaya kecilku
Ingatkah dulu waktu kita berjalan di ladang jagungdi desa kita yang asri 2 hari sebelum aku berangkat ke Mesir? Aku memberimu sebuah gelang, kau dan aku tau gelang itu tak begitu berharga namun kau tetap menerimanya dengan senang hati dank au berjanji untuk terus memakainya sampai aku kembali nanti sebagai bukti kesetiaanmu, meskipun di kala itu aku belum dewasa namun aku yakin kau adalah cintaku yang terakhir dan aku cukup sadar untuk memahami perasaan itu.

Nur ….gadis kecilku yang lugu
Berjanjilah ketika aku dating nanti kau tetap Nur ku yang dulu, yang ceria namun masih lugu,, yang rendah hati , yang berakhlak mulia, yang polos sifatnya dan kesederhanaanmu itu yang selalu kurindu. Nur aku meminta satu hal lagi darimu dan aku harap kau tak keberatan. Berjanjilah untukku ketika surat ini dating padamu gunakanlah kerudung yang aku kirimkan ini, untuk menutupi rambut hitammu yang indah agar hanya aku seorang ketika Insya Allah menjadi suamimu kelak, hanya aku yang mengagumi kecantikanmu seutuhnya.

Nur ….gadisku yang selalu kurindu
Hanya ini saja goresan kerinduan yang dapat aku ungkapkan padamu semoga dengan surat ini aku dapat membuatmu senang. Aku tak ingin melihat air matamu lagi. Insya Allah ketika aku pulang nanti aku akan melamarmu langsung dan mudah-mudahan disetujui oleh orang tuamu. Salam sayang dan rindu untuk gadis kecilku tercinta…

Fadli

Kulipat suratku dan kumasukkan dalam amplop berwarna biru muda, dengan sedemikian rapinya kuetakkan di atas meja. Rencananya besok setelah ku membeli kerudung untuk Nur akan segera ku kirimkan. Aku tersenyum puas sepertnya rasa kantuk telah mulai menyapaku, kurebahkan tubuhku di samping Khairul tak lama kemudian aku mulai terlelap.

Adzan subuh berkumandang, membangunkan setiap umat yang asik bermain di alam mimpinya, demikian halnya aku. Walaupun rasa kantuk masih begitu melekat pada kedua mataku tapi aku berusaha untuk menjalankan shalat tubuh secara berjamaah di mesjid yang kebetulan tak begitu jauh dari rumah. Setelah aku berjamaah aku tidur sekitar 20 menit untuk meremajakan syarafku karena begadang tadi malam.

Aku merasa bingung kerudung mana yang cocok untuk dijadikan oleh-oleh pada Nur, beruntung aku bertemu Fatimah ia memang paling pandai soal memilih kerudung, kerudung yang ia pakai memang selalu membuat wajahnya terlihat cantik. Akhirnya kubelikan 5 untuk Nur dan tak lupa dengan cincin untuk melamar yang kubeli dengan hasil keringatku sendiri menulis artikel di koran. Pada saat aku membeli kerudung dan cincin hatiku berdebar-debar aku jadi tak sabar ingin lekas-lekas pulang melakukan lamaran pada Nur dan melihat Nur memakai kerudung asti dia akan terlihat anggun dan sangat memukau. Aku jadi tersenyum sendiri jika mengkhayalkan hal itu.



Sahabat Sejati Selalu di Hati

Karya : Tri Nur Erlina Wati (2 MM)


Di sebuah kursi di pojok sebelah kanan dekat pintu. Ada seorang gadis sedang duduk termenung. Lucia, begitulah namanya. Teman-temannya sering memanggilnya dengan sebutan Lulu. Dia baru duduk di kelas 1 SMA.

“Lulu, yuk kita makan,” kata Dina salah satu teman Lulu. Lucia pun mau saja diajak temannya.

“Lu, lo tau nggak ada kakak kelas tuch yang memperhatikan lo dari tadi,” kata Dina. “Alaah Din, loe jangan ngaco ah, mana ada orang yang mau memperhatikan gue! Paling-paling loe yang diperhatiin,” maklum Lulu ini orangnya culun abis denagn rambut yang di kepang dua plus kacamata tebal membuat dia kurang percaya diri. Padahal wajah Lulu itu sebenarnya cantik tapi karena terlindung kacamatanya itu teman-temannya gak nyadar kalo dia itu cantik. Sedangkan Dina dengan segala kelebihannya orangnya manis, cantik, kulitnya mulus, bersih dan putih. Tetapi meskipun Lulu culun dan sering dibilang kutu buku, Dina tidak malu berteman dengan Lulu.

Ketika ada seorang cowok yang suka sama Dina, Dina pun juga suka sama cowok tersebut karena selain ganteng cowok itu juga popular di sekolah.

Lulu duduk di bangkunya, tiba-tiba dia dikejutkan oleh temannya itu.

“Hei…!!! Lulu! Gila, lo tau gak sama Josh!” kata Dina.
“Ada apa dengan Josh?” kata Lulu.
“Josh nembak gue,” sahut Dina.
Seketika itu juga Lulu terkejut,”Apa!?...”

Ya jelas aja terkejut, karena cowok yang selama ini disukainya ternyata pacaran sama sahabatnya sendiri.

“Hei…! Loe kenapa Lu, loe gak percaya kalau Josh nembak gue,” sahut Dina.
“Gak, bukannya gak percaya, gue cuman kaget aja. Habis loe datangnya teriak-teriak, untung aja gue gak jantungan,” kata Lulu.
“Iya dech gue minta maaf,” jawab Dina dengan manis.

Setelah Josh dan Dina pacaran, Dina selalu sibuk dengan pacarnya dan melupakan sahabatnya. Setiap Lulu ketemu ama Dina, Dina seperti gak kenal Lulu. Lulu pun heran dengan tingkah laku Dina yang semakin hari, semakin menjauhinya.

Lulu lebih terkejut lagi dan tak menyangka setelah tau kalau Dina menjauhi Lulu hanya demi Josh. Josh tidak mau berteman sama orang yang kutu buku dan culun seperti Lulu.

Mulanya Dina tidak setuju, tapi karena Josh mengancam dengan kata-kata putus, akhirnya Dina pun memili Josh.

Sekarng kita kembali ke Lulu, setiap hari Lulu selalu memikirkan sahabatnya itu dia bingung kenapa hanya gara-gara Josh, Dina rela mutusin persahabatan yang slama ini dijalanin. Akhirnya Lulu bertekad merubah penampilannya yang tadinya Lulu culun sekarang menjadi cantik, rambutnya tidak lagi di kepang dua dan selalu digerai. Kacamatanya yang tebal diganti dengan contact lens.

Semua orang terkejut atas perubahan Lulu yang sangat drastis. Semua cowok yang ada di sekolah itu selalu mencoba mendekati Lulu, tetapi Lulu tidak menanggapinya. Lulu berpikir, dulu tidak ada seorang cowok pun yang mau mendekai gue. Tapi sekarang setelah gue berubah mereka emua selalu mendekati gue. Dasar, seua cowok memenag sama saja, sukanya sama penampilan seseorang. Tapi tidak dengan hatinya.

Sedangkan Dina dan Josh kabarnya mereka putus entah apa sebabnya dan kabar iu terdengar sampai ke telinga Lulu. Dina sangat menyesali perbuatannya yang lebih memilih cowok seperti Josh daripada sahabatnya sendiri. Dina pun meminta maaf kepada Lulu dan berjanji tidak akan ada lagi cowok yang dapat memisahkan persahabatan mereka.

Setelah putus dari Dina, Josh mulai mendekati Lulu. Tapi Lulu tak menggubris apa yang dilakukan Josh. Pada saat Josh nembak Lulu, Lulu malah menolak mentah-mentah dan mengatakan kalau Lulu menyukai orang lain yang jauh lebih tampan dan pintar daripada Josh. Namanya Leo di murid sekolah lain, yang bisa menaklukan hati Lulu karena kebaikan jiwanya. Sedangkan Josh sekarang kembali dengan Dina karena ternyata Josh masih mencintai Dina.

Introduce

Peresmian SSSI Kotabaru secara mandiri tgl. 9 Desember 2006 menghadirkan Agus R. Sarjono (Penyair Nasional), Martin Jankowsky (Penyair Jerman), Zulfaisal Putera, Jamal T. Suryanata, Agus YS Suseno (Banjarmasin), dan anggota Kaomunitas Sastra Indonesia Kab. Kotabaru

Harus ada usaha yang nyata untuk mengejar ketertinggalan ini. Salah satunya dengan kembali mengingatkan, mengenalkan, dan mendekatkan buku-buku sastra kepada siswa. Selain kembali menghadirkan buku-buku sasra klasik dan modern untuk dapat dibaca oleh siswa, juga melakukan bimbingan penelaahan karya sastra tersebut dan yang lebih penting lagi adalah membimbing siswa secara intensif dalam bidang kepenulisan sastra agar dapat menciptakan siswa-siswa yang kreatif dan apresiaif. Dari beberapa SSSI yang telah dibentuk oleh Horison, tidak ada satu pun sekolah kejuruan. Hal ini mungkin disebabkan di SMK tidak ada jurusan bahasa. Di SMK jurusan yang ada mengacu pada dunia kerja dan industri. Tapi hal ini tidak berarti di SMK tidak memerlukan sentuhan seni sastra sebagai bagian pembentukkan kepribadian mereka. Justru dengan adanya sentuhan sastra akan menjadikan siswa sebagai pekerja yang peka dengan lingkungan, memiliki empati terhadap sesama yang dalam dunia bisnis kadang kala sering terabaikan. Hanya mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Oleh karena itulah SSSI Kotabaru sebagai bagian arus bawah berusaha untuk menjadi wadah bagi siswa-siswa sekolah menengah Kotabaru untuk mendapatkan pembinaan yang lebih intensif dalam menanamkan budaya baca buku dan penulisan.

Puisi Anggota

1. TANJUNG DEWA

Karya : Nitya Faditha
SMPN 2 Kotabaru

Deru ombak yang bergemuruh
Menerjang bebatuan di sekitarnya
Angina yang berhembus kencang
Menggoyangkan pohon yang terdiam

Awan yang biru menandakan egembiraan
Burung-burung yang beterbangan
Bagaikan berkata betapa indahnya
Tanjung Dewa

Oh Tanjung Dewa
Kau membuat semua hati orang terpesona
Dengan keindahan dan kesempurnaan
Kau adalah sebuah bukti kekayaan alam
Indonesia


2. SARANJANA

Karya : Noor Fajriaeni Amelia
SMA PGRI Kotabaru

Terdengar suara burung yang merdu
Angin yang berhembua dengan sepoi-sepoi
Pohon-pohon melambaikan daunnya

Pemandangan di sana begitu indah
Air yang jatuh dari atas ke bawah itu indah
Di sana itu benar-benar indah

Terlihat pohon-pohon begitu indah
Bebatuan tersusun dengan rapi
Di sana itu benar-benar indah

Oh…
Indahnya Saranjana ini
Seperti di surga




3. MALAM DI SIRING LAUT

Karya : Zakiatur Rofi’ah
SMPN 4 Kotabaru (Klas VII B)

Angina yang sepoi-sepoi
Membawa aku ke Siring Laut
Di waktu malam yang indah
Diantara gedung dan gedung
Aku di sana menikmati suasana
Malam di siring laut
Suasana yang dingin
Membuat aku semakin senang
Ingin terus di sana
Aku merasa keadaan di sana sangat ramai
Membuat aku tidak ingin pulang ke rumah

Di siring laut
Banyak sekali air
Dan banyak ikan-ikannya
Membuat aku memancing


4. KISAH PENGAIL IKAN
Karya : Satria
SMKN 1 Ktb (3 AP)

Di pagi yang cerah
Seorang pemuda yang tidak
Mempunyai sanak, saudara dan keluarga
Pergi untuk mengail ikan

Dari pagi sampai sore bahkan sampai malam hari
Dia masih mengail ikan untuk kebutuhan sehari-harinya
Walaupun begitu hasil yang dia dapat
Kadang banyak kadang sedikit

Walaupun begitu dia tetap ikhlas untuk menerima
Karena dia percaya bahwa itulah penghasilannya
Dia dating dengan membawa hasil mengail

Selain itu hasil yang dia perolehia jual
Uangnnya ia sisihkan untuk menabung
Untuk masa yang akan dating

Wahai saudara-saudariku janganlah kau
Singkirkan dia dalam hatimu
Wahai saudara-saudariku berbagilah
Kesenangan dengan dia


5. MATAHARI DI ATAS KOTABARU
Karya : Eni Lestari
SMKN 1 Kotabaru (3 AP)

Matahari
Itulah namamu

Gunung Bamega yang begitu megah
Selalu mendampingi kehadiranmu
Cahayamu memberi kehidupan
Di bumi saijaan ini
Sinarmu yang indah
Berkilauan di atas pucuk pepohonan

Tetaplah hadir
Setiap saat dan setiap waktu
Jangan kau lelah
Dengan keindahanmu

Aku akan selalu mengantar
Kepulanganmu
Di sore hari


6. TAK ADA MENDUNG DI TEPI GUNUNG
Karya : M. Firdaus Putra
SMAN 2 Kotabaru (IX IPA I)

Mentari bersinar membakar rasa dan jiwa
Tak mampu menahan dan melawan panasnya
Awan pun enggan muncul di atap dunia
Seakan takut mendekatinya

Kudengar lirih rintih di desa
Menanti munculnya angin surga
Pemberi harapan dalam kesengsaraan dan kesakitan

Kurasakan jiwa yang sesak dalam setiap nyawa
Segera dan segeralah engkau dating
Rasanya jiwa dan raga akan terpisah

Kulihat alam yang keras
Hancurkan semuanya, segalanya
Mereka hanya menatap
Kenapa alam ini telah berubah


7. MEJA DAN BANGKU SEKOLAHKU
Karya : Herawati
SMKN I Kotabaru (III AK I)

Meja-meja…
Dan bangku-bangku sekolah…
Di setiap kelas sekolah ku…
Yang selalu menemani
Dan menjadi tumpuan kami
Saat belajar mengajar dilakukan

Kupandangi meja demi meja
Bangku demi bangku
Baris demi baris
Mereka tertata rapi

Waktu ke waktu
Hari ke hari
Bulan ke bulan
Tahun ke tahun
Mereka lalui bersama

Mereka sangatlah berjasa
Dari pagi sampai sore
Dipaksa untuk melayani
Dan tidak pernah mengerti

Oh…meja dan bangku sekolahku
Oh…meja dan bangku sekolahku,
Kau sangatlah berjasa


8. KEHIDUPAN PEDAGANG
Karya : Riza Ananda Magfirah
MTsN I Kotabaru

Pedagang,
Engkau seorang pekerja keras
Bekerja siang dan malam
Tak kenal lelah
Demi diri dan keluarga

Pagi hari pkerjaan di mulai
Sore hari kembali pulang
Keluargamu menunggu dengan setia
Hasil yang kau dapat kan merupakan sebuah kebanggaan

Tapi kini,
Telah banyak pedagang
Yang rela berculas diri
Dan berkata dusta

Kembali, kembalilah engkau
Menjadi seorang pekerja keras
Dan berhati mulia
Selayaknya ulama


9. INDAHNYA ALAMKU
Karya : Eka Erida
(SMPN 5 Kotabaru)

Kulangkahkan kakiku menujumu
Walaupun sakit kurasa
Kulepaskan semua beban yang ada di pundak
Demi memenuhi impianku

Badanku yang lemah
Kupaksakan, tak satu pun kuhiraukan
Kala ku tiba
Kurasakan hembusan angin menyentuh kulitku
Ombak- ombak berderai menerjang karang
Lambaian pohon kelapa yang indah
Suara burung-burng kecil bersahutan
Pasir putih bagaikan mutiara
Oh, indahnya alamku

Kala mentari mulai tenggelam
Angin semakin kencang
Ombak semakin pasang
Tubuhkan semakin rentan
Umurku semakin tua

Oh…Tuhan
Berikanlah aku kekuatan
Agar aku menjalani sisa hidup di alam ini
Jangan biarkan alam ini
Hancur tak tentu tujuan


10. BAHARU
Karya : Elvina
SMKN 1Kotabaru (3 Ak 1)
Baharu ku…
Baharu kita semua…
Jalannya mulus…
Rumah-rumahnya bagus…

Pak polisi berdiri di tengah jalan
Baharu ku…
Sambil melambai-lambaikan
Tangannya…dengan peluit di mulutnya

Bahuru ku…
Baharu kita semua…
Baharu yang sebenarnya indah…
Terganggu oleh sampah…
Di selokan…
Di kali…
Di pinggir-pinggir jalan
Penuh dengan sampah…

Dimana perhatian pemimpinku?
Dimana kesadaran masyarakatnya?

Baharu ku…
Baharu kita semua…
Baharu nya Kotabaru…


11. BURUNG BERKICAU PAGI HARI
Karya : Tiara Deska Atdhini
SMPN 2 Kotabaru

Aku bangun dari lelapnya tidurku
Ku buka jendela, kulihat matahari
Ku dengarkan suara burung berkicau
Seakan jiwa ku akan kembali

Ingin ku buka lembar baru
Yang telah gersang di hidup ini
Oh, burung berkicau
Kau selalu menemani
Disaat ku senang dan ku sedih

Kau akan selalu ku kenang
Sampai akhir hidupku


12. BERLAYAR KE LONTAR
Karya : Dewi Salmah Aprilianti
SMPN 6 Kotabaru(VIII B)

Hari berganti hari
Telah kujalani
Perjalanan yang jauh pun
Telah ku lewati
Sungguh, sungguh sangat
Melelahkan

Ombak yang begitu kencang
Hembusan angina yang begitu deras
Mengayuh tak pernah henti
Berlayar, dan berlayar terus

Menunggu hari kapankah tiba
Perjalanan yang jauh
Akhirnya dapat kulewati
Dengan selamat


13. SUATU HARI DI SEKOLAH
Karya : Siti Aminah
SMA Garuda

Kicau burung di pagi hari
Membangunkan aku dari pembairngan lelapku

Uap embun menghembus kulitku
Niatkan hati membasahi tubuhku

Hari-hari ceria adalah dambaanku
Sekolah adalah tempat ilmuku
Sembari tutur sapa dihadapanku
Niat hati mendapat ilmu dari mu

Hari demi hari kulalui
Tanpa lelah ku terus mengejar mimpi
Inilah diriki, sekolah adalah tempat tinggalku


14. BULAN DI ATAS KOTABARU
Karya : Desy Kusuma. N.
SMKN 1 Kotabaru

Bulan diatas Kotabaru
Menyinari kota ini
Dengan sinarnya yang merayap
Menembus batas-batas kota

Diantara bintang yang berpijar
Dengan penuh wibawa
Sang bulan menyelusup
Diantara kegelapan

Bulan bulan bulan
Sinarilah Kotabaru dengan cahayamu
Agar tiada lagi kegelapan
Kesunyian dan kesepian
Disetiap malam-malam

Pada saat bulan purnama
Bulan akan menampakkan
Keindahan yang tiada banding
Diantara malam jagad raya ini

Bulan teruslah bersinar
Diatas Kotabaru ku yang tercinta


15. NELAYAN RAMPA DAN ANAKNYA
Karya : Nurul Faridah
SMPN 4 Kotabaru(VII B)

Aku melihat laut biru betapa luas
Terjangan ombak dahsyat menuju karang
Membuat hatiku takut
Akan kemurkaan laut

Namun…
Dilihat dari kejauhan
Terlihat sebuah kapal
Nelayan rampa dan anaknya

Oh…betapa tergugahnya hatiku
Melihat semangat mereka untuk
Mencari ikan

Angin, badai, gelombang
Tak membuat mereka putus asa
Untuk mencari uang
Terima kasih…nelayan
Berkat jasamu aku dapat
Menikmati hasil laut


16. LAUT BIRU
Karya : Gt. Saptu Hadi
SMPN 6 Kotabaru(VIII C)

Laut biru kau sungguh indah
Kau membuat hati yang gelisah menjadi tenang
Sungguh tidak ada yang menandingi keindahan engkau
Kau adalah sumber mata pencaharian bagi nelayan

Burung yang berkicau-kicau
Angina sepoi-sepoi
Ombak yang bergulung-gulung
Membuat hati orang tenang

Terima kasih tuhan
Engkau telah menciptakan bumi dan makhluk hidup
Sungguh tidak ada yang lebih mulia selain engkau
Terima kasih tuhan


17. PERAHU NELAYAN
Karya : Noor Dina
SMKN 1 Kotabaru(III AP)

Pagi yang cerah
Angin yang begitu dingin
Para nelayan menuju
Perahu nelayan nya

Ombak yang deras
Yang tidak ada henti-hentinya
Perahu nelayan terus melawan
Ombak yang begitu derasnya

Oh…perahu nelayan
Engkaulah yang membangkitkan
Diri dari ketakutan
Engkaulah contoh yang bisa
Memberi kekuatan dalam diri


18. KEINDAHAN GUNUNG
Karya : Fitriyani

Kupandang alam yang indah ini
Kuresapi betapa indahnya
Ciptaan tuhan

Gunung-gunung yang berbaris
Ada tinggi dan ada rendah
Pemandangan gunung ini
Begitu indah mewarnai bumi

Pemandangan ini membuat manusia
Sadar akan ciptaan tuhan
Yang maha kuasa


19. ORANG-ORANG BAJAU
Karya : M. Zainuddin

Orang-orang bajau…
Kau arungi samudra ini
Samudra kehidupan
Bagai sang pengembara

Setiap tetes peluh dan darah
Takkan sirna ditelan masa
Wahai orang-orang bajau
Kau tetap arungi samudra mu

Orang-orang bajau…
Ketika badai datang
Menghantam menerjang
Orang-orang bajau…
Hingga maut pun datang mengenaskan

Tapi kau orang-orang bajau…
Tetap arungi samudra mu
Samudra kehidupan…

Hidup adalah perjuangan
Walau datang ombak, badai…
Kau tetap ke samudra mu
Samudra kehidupanmu…
Yang menjadi saksi pengorbanan


20. TANJUNG SERDANG
Karya : Zainal Abidin
MTsN 1 Kotabaru

Dia adalah tempat persinggahan
Tempat hilir mudik orang-orang
Gunakan, gunakan ia sebaik mungkin
Jangan, jangan engkau kotori dia
Karena ialah penghubung perjalanan kita

Laut yang membentang
Ombak yang menderu-deru
Ku lihat disekeliling mu
Pengangkut besi bersandar di dekapanmu

Engkau sapa orang-orang yang datang
Engaku senyumi orang-orang yang pergi
Berdiri tegak melawan obrak-obrik hempasan gelombang
Tanjung serdang engkaulah sandaran hati
Dan arah tujuan hidupku


21. AKU DAN GURUKU
Karya : Andri Purnomo
SMKN 1 Kotabaru (3 AK 1)

Diriku yang gelap gulita
Tak tahu ingin berjalan ke mana
Berjalan dengan tanpa arah
Membuat hatiku semakin lemah


Tapi…
Saat di dalam perjalanan
Aku bertemu dengan orang yang berwibawa

Aku tak tahu siapa dirimu
Aku bertanya…
Apakah ini kodrat ku? Siapa dirimu

Kau datang kepadaku
Dan kau pun menjawab
Aku adalah seorang guru

Kau membimbingku
Memberikan penerangan
Dengan sedikit demi sedikit
Kau membuat hidupku terang

Sekarang, aku tahu
Yang mana baik dan buruk
Sehingga membuatku mudah dan berjalan
Kemana jalan yang berguna bagi nusa dan bangsa

Jasamu yang tak ternilai
Masih saja engkau lakukan
Dengan balasan yang tak bernilai
Ku tahu kau tak menginginkan imbalan

Kewibawaanmu
Sangat berguna bagi generasi muda
Ajaranmu
Membuat hidupku jauh lebih berguna

Wahai guruku
Jasamu yang tiada pamrih
Aku tak sanggup membalas jasamu
Aku hanya bisa berkata terima kasih

Tapi…
Aku pun akan meneruskan perjuanganmu
Dengan segala ilmu yang kau beri
Wujud dari kata terima kasih padamu



22. PUISI PANTAI GEDAMBAAN
Karya : Sufyan Suri
SMPN 5 Kotabaru (IX B)

Kudengar…
Desir suara ombak
Memecah keheningan
Menunjukkan kekuatan-Nya
Kulihat…
Mentari tersenyum padaku
Ombak berkejaran
Burung berkicau
Menunjukkan kekuasaan-Mu
Kurasa…
Terik sinar menyapu kulitku
Angin sepoi membuaiku
Menunjukkan kasih sayang-Mu
Kemudian ku kenang…
Segala perjalanan hidup ku
Segala kemaksiatanku
Dan segala dosaku
Ya tuhan
Jangan kau hukum kami
Jangan kau murkai kami
Jangan kau berpaling dari kami
Ya tuhan
Kau siksa kami dengan ombak
Kau hukum kami dengan penderitaan
Kau ingatkan kami akan kematian
Kau tegur kami dengan ratapan tangisan
Banyak mata kecil mencari belas kasihan
Banyak mata layu menadahkan tangan
Banyak tubuh tak berdosa bergelimpangan
Banyak ratapan menusuk sukma
Inikah murkamu ya tuhan?
Dengan diri yang hina
Dengan rasa malu
Dan dengan banyak dosa
Ku mohon ampunan mu ya tuhan
Di atas pasir pantai gedambaan


23. KISAH IKAN BALERAJA
Karya : Dewi Faradilla Setia
SMAN 2 Kotabaru

Ia adalah seekor ikan yang patut dibanggakan
Meski ia sudah terkapar
Dan hampir saja dimangsa oleh hewan buas
Ia tetap berusaha dan terus berusaha agar tetap hidup
Demi bertahan untuk hidup
Ia dengan sekuat tenaga berjalan menuju laut
Agar ia dapat hidup
Namun tak disangka
Di laut pun hidupnya masih saja tak nyaman
Karena tak mustahil baginya datang segerombolan ikan
Besar untuk memakannya…
Tapi itu tak membuat ia goyah dania tetap teguh
Karena keberaniannya dan keteguhannya
Ia menjadi seekor ikan yang patut dibanggakan
Andai ku bisa seperti ikan itu
Ku ingin sekali seperti ikan itu yang berani dan teguh
Namun aku yang lemah ini, tak mungkin rasanya berani dan teguh…
Karena itu sangat mustahil bagiku
Ku ingin menjadi seorang yang patut dibanggakan
Namun tak ada yang dibanggakan dalam diriku…
Aku hanyalan seorang manusia yang tak mempunyai kelebihan…
Hanya kekurangan yang ada padaku
Begitulah pandangan orang-orang padaku
Seandainya aku menjadi seorang ikan
Mungkin kehidupanku tidak jauh berbeda
Mungkin aku akan menjadi ikan
Yang dikucilkan dan terasing
Jangankan ikan-ikan kecil
Manusia pun tak ingin menyantapku
Mengapa ku selalu begini?
Hidupku selalu dikucilkan dan diasingkan
Bahkan aku tak pernah dianggap ada pada sekelilingku
Seandainya nanti ku terlahir kembali ke dunia ini
Ku ingin menjadi seekor ikan yang patut di banggakan
Seperti kisah ikan baleraja
Yang selalu dikenang
Sampai kapan pun…!!!



24. SAMPANAHAN
Karya : Ayu Susanti
SMKN 1 Kotabaru

Laut terbentang biru di permukaan
Daratan hijau membentang luas
Pohon-pohon berjejer tumbuh
Sebagai bentang kehidupan

Anak-anak berlari, berternak, bernyanyi
Orang tua berjalan di atas sawah menguning
Ini hidup untuk dijalani
Ini pulau untuk dihuni

Sebuah daratan yang menjadi kehidupan
Hidup di atas tanah dan lautan
Di sebuah Negara Indonesia
Di sebuah pulau yang luas di Kalimantan Selatan
Sampanahan itu pulau ku
Sampanahan itu kecamatan ku
Sampanahan adalah hidup jiwa ku


25. PADANG ILALANG DI SEBERANG
Karya : Nur Sidiq
SMKN 1 Kotabaru (3 AP)

Saat itu sang surya mulai condong ke barat
Segerombolan anak beserta binatang piaraan nya
Mulai menyerbu padang ilalang untuk mengenyangkan ternak nya
Kemudian mereka kembali ke rumahnya saat sang surya menundukkan cahayanya pada sang jagat
Begitulah aktifitas yang dilakukan anak itu dalam kesehariannya

Tatkala azan subuh akan berkumandang
Bergegaslah sang anak meninggalkan kampung halamannya
Ke negeri orang untuk mengadu nasib
Hari demi hari dilaluinya dengan hati terbuka menerima hal-hal yang baru didapatnya

Saat senja tiba ia teringat akan kampung halamannya
Dia bertanya dalam hati
Kenapa padang ilalang di desanya hanya banyak dengan sampah yang berserakan
Sedangkan padang ilalang di seberang tertata rapi berhiaskan taman yang indah hingga banyak segerombolan orang meramaikannya

Salah siapa ini !
Apakah salah kita semua orang-orang bodoh



25. TEMAN
Karya : Mulyono
SMA Garuda Kotabaru (XI IPA)

Sungguh mulia dirimu
Kini engkau selalu menemani aku
Teman kini engkau dan aku bagaikan kancing dan baju

Aku, sepatu, baju, dan buku
Engkau teman selama aku masih di sampingmu
Selalu setia

Sepatu engkau pelapis kakiku disaat
Aku melangkah di permukaan jalan
Baju engkau selalu melapisi badan ku
Dari sengatan matahari
Buku engkau teman setia saat
Aku menulis dan membaca

Semua ini berkat engkau,
Teman

puisi anggota

Peresmian sssi ktb secara mandiri oleh SMKN 1 Kotabaru
mengundang Agus R. Sarjono (Penyair Nasional), Martin Jankowsky (Penyair Jerman), Zulfaisal Putera, Jamal T. Suryanatha, Y. Agus Suseno (Banjarmasin) dan Komunitas Sastra Indonesia Kab. Kotabaru
Harus ada usaha yang nyata untuk mengejar ketertinggalan ini. Salah satunya dengan kembali mengingatkan, mengenalkan, dan mendekatkan buku-buku sastra kepada siswa. Selain kembali menghadirkan buku-buku sasra klasik dan modern untuk dapat dibaca oleh siswa, juga melakukan bimbingan penelaahan karya sastra tersebut dan yang lebih penting lagi adalah membimbing siswa secara intensif dalam bidang kepenulisan sastra agar dapat menciptakan siswa-siswa yang kreatif dan apresiaif. Dari beberapa SSSI yang telah dibentuk oleh Horison, tidak ada satu pun sekolah kejuruan. Hal ini mungkin disebabkan di SMK tidak ada jurusan bahasa. Di SMK jurusan yang ada mengacu pada dunia kerja dan industri. Tapi hal ini tidak berarti di SMK tidak memerlukan sentuhan seni sastra sebagai bagian pembentukkan kepribadian mereka. Justru dengan adanya sentuhan sastra akan menjadikan siswa sebagai pekerja yang peka dengan lingkungan, memiliki empati terhadap sesama yang dalam dunia bisnis kadang kala sering terabaikan. Hanya mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Oleh karena itulah SSSI Kotabaru sebagai bagian arus bawah berusaha untuk menjadi wadah bagi siswa-siswa sekolah menengah Kotabaru untuk mendapatkan pembinaan yang lebih intensif dalam menanamkan budaya baca buku dan penulisan.